Di era digital sekarang, semua orang bisa tampil.
Tapi… tampil doang nggak cukup.
Kamu bisa punya followers, bikin konten, aktif di komunitas, tapi tetap aja dilupakan.
Yang diingat itu bukan yang paling rame—tapi yang paling punya arah.
Nah, di sinilah pentingnya cara membangun personal branding.
Bukan buat pencitraan, bukan biar dibilang keren. Tapi biar kamu bisa dikenal sebagai dirimu yang paling otentik.
Dan yang lebih penting:
Personal branding itu bukan buat orang lain duluan, tapi buat kamu—biar kamu tahu siapa kamu, dan pengen dikenal sebagai siapa.
Kenapa Personal Branding Penting?
Menurut survei dari CareerBuilder (2020), 70% recruiter akan ngecek media sosial kamu sebelum mempertimbangkan untuk merekrut. Bahkan, 43% di antaranya pernah menolak kandidat karena konten yang mereka lihat online.
Itu baru dari sisi profesional.
Dari sisi personal? Personal branding bisa ngebantu kamu buat:
-
Bangun identitas digital yang jelas
-
Buka peluang kolaborasi, kerja, atau project passion
-
Ngerasa lebih percaya diri karena kamu tau kamu stand for something
Dan menariknya, menurut Stanford Research Institute, 85% kesuksesan karier ditentukan oleh personal skills dan personal branding, bukan hanya skill teknis.
Jadi, kalau kamu masih mikir personal branding cuma penting buat influencer—
Coba pikir lagi. Karena di dunia yang serba cepat dan penuh noise ini,
cara membangun personal branding yang jelas adalah cara untuk nggak “hilang” di tengah keramaian.
Baca Juga: Produktivitas Artinya… Kamu Butuh Istirahat Juga
Cara Membangun Personal Branding yang Otentik
Sekarang, pertanyaannya: gimana sih cara membangun personal branding yang bener-bener ngena?
Yang nggak cuma tampil “oke” di feed, tapi juga terasa jujur dan konsisten?
Ini dia langkah-langkahnya 👇
1. Kenali Diri Kamu Dulu, Jangan Langsung Posting
Sebelum kamu buru-buru bikin persona online, penting banget untuk tahu dulu:
-
Nilai apa yang kamu pegang?
-
Topik apa yang bikin kamu semangat?
-
Kamu pengen dikenal sebagai siapa?
Menurut psikolog Tasha Eurich, hanya 10–15% orang yang benar-benar punya self-awareness tinggi. Padahal, mengenal diri sendiri itu fondasi utama kalau kamu mau membangun brand personal yang otentik.
Mulailah dengan journaling sederhana:
“Kalau aku bukan siapa-siapa di media sosial, siapa aku sebenarnya?”
2. Tentukan 2–3 Hal yang Mau Kamu Tampilkan
Kamu nggak harus jago segalanya. Justru lebih efektif kalau kamu fokus.
Misalnya:
-
Kamu suka dunia ilustrasi → tunjukkan proses belajarnya
-
Kamu peduli soal mental health → bagikan insight dan pengalaman personal
-
Kamu suka hal estetik → tunjukkan sisi visual dalam keseharianmu
Cara membangun personal branding yang kuat adalah dengan konsisten memperlihatkan hal yang kamu perjuangkan.
3. Bangun Identitas Digital yang Konsisten
Konsistensi itu bukan soal upload tiap hari, tapi soal tone, visual, dan nilai yang kamu tampilkan.
Kamu bisa mulai dari hal-hal kecil kayak:
-
Bikin bio yang sesuai dengan karakter & value kamu
-
Pakai tone of voice yang sama di tiap postingan atau caption
-
Tunjukkan keseharian yang relevan dengan “versi dirimu” yang ingin dikenal
Contohnya, kalau kamu pengen dikenal sebagai seseorang yang mindful, jangan cuma posting quote—tapi juga share insight reflektif dari kehidupan sehari-hari.
4. Berani Tampil Apa Adanya
Orang terhubung dengan kejujuran.
Personal branding yang terlalu “dibuat-buat” justru gampang dilupakan karena kehilangan esensi.
Nggak apa-apa kalau kamu nggak selalu estetik.
Nggak harus selalu motivatif juga.
Yang penting: kamu konsisten jadi versi kamu sendiri.
Karena cara membangun personal branding yang diingat bukan dengan jadi paling keren, tapi paling jujur.
Mini Tes: Kamu Mau Dikenal Sebagai Apa?
Kalau kita lagi bangun personal branding, satu pertanyaan penting yang sering dilupain adalah:
“Aku pengen dikenal sebagai siapa?”
Coba jawab 3 pertanyaan ini di notes HP kamu, atau catat di jurnal malam ini:
-
Topik apa yang paling sering bikin kamu semangat ngobrolin?
(Contoh: desain, kesehatan mental, self-growth, teknologi, lingkungan) -
Hal apa yang bikin kamu ‘klik’ saat ngeliat konten orang lain?
(Itu biasanya cerminan value kamu juga, lho) -
Kalau nama kamu disebut, kamu pengen orang langsung inget apa?
(Contoh: “anaknya thoughtful banget”, “suka ngasih insight relate”, atau “ngobrol sama dia tuh tenang”)
Jawaban kamu bisa jadi arah awal dalam cara membangun personal branding yang sesuai dengan dirimu sendiri.
Nggak usah dipaksain. Pelan-pelan, kamu akan nemuin “warna” yang paling kamu nyaman pakai.
Penutup: Yang Diingat Bukan yang Paling Hebat, Tapi yang Paling Otentik
Di dunia yang serba cepat ini, kadang kita tergoda buat jadi “menarik” biar dilihat.
Tapi sebenarnya, yang bikin kita diingat adalah ketulusan, konsistensi, dan keberanian jadi diri sendiri.
Kamu nggak perlu viral untuk punya personal branding.
Yang penting, kamu tahu kamu berdiri di mana, dan kamu mau dikenal karena apa.
Karena cara membangun personal branding yang kuat itu dimulai dari satu hal:
jujur sama diri sendiri.