Kalau ngomongin tujuan hidup di dunia, pernah nggak sih kamu mikir,
“Sebenarnya tujuan aku hidup di dunia ini apa, ya?”
Lagi scroll Instagram, lihat temen yang udah kerja, nikah, buka usaha, kuliah di luar negeri…
Terus kamu ngerasa stuck di tempat. Kayak hidup kamu nggak jalan, atau malah muter-muter doang.
Tenang, kamu nggak sendiri.
Banyak banget dari kita—anak Gen Z—yang ngerasa kayak gitu.
Bukan karena kita gagal, tapi karena kita lagi proses.
Dan hari ini, kita ngobrol bareng yuk soal: Tujuan hidup di dunia, versi kamu.
Nggak harus kayak orang lain. Nggak harus sempurna. Yang penting: pelan-pelan, kamu ngerti siapa dirimu dan kenapa kamu jalan.
Apa Itu Tujuan Hidup di Dunia?
(Dan Kenapa Kita Sering Ngerasa Bingung?)
Secara simpel, tujuan hidup di dunia itu kayak arah.
Bukan cuma soal karier, pencapaian, atau jadi “seseorang”—tapi soal:
“Kenapa kamu bangun tiap pagi dan jalanin hidup?”
Tujuan bisa sekecil pengen bantu orang tua, pengen hidup damai, pengen nyembuhin luka masa lalu, atau pengen ngubah sesuatu di dunia.
Tapi… kenapa banyak dari kita yang ngerasa bingung?
Menurut penelitian dari Journal of Adolescence (2018), lebih dari 65% anak muda usia 18–25 mengaku merasa “belum tahu arah hidup” mereka.
Alasannya? Tekanan sosial, ekspektasi tinggi, dan kecepatan hidup zaman sekarang.
Kita dituntut buat tahu semua hal:
Mau jadi apa? Lulus kapan? Kerja di mana? Harus sukses umur berapa?
Padahal… siapa sih yang bisa nemuin semua itu dalam semalam?
Baca Juga: 5 Tips Produktif Tanpa Burnout Buat Gen Z
Gen Z & Krisis Eksistensi: Kita Lagi Nyari, Bukan Tersesat
Kita hidup di era yang serba kelihatan.
Semua orang bisa pamer kesuksesan, progress, pencapaian…
Tapi yang jarang ditunjukin? Kebingungan. Kegelisahan. Krisis identitas.
Makanya banyak dari kita ngerasa minder karena hidup belum “terpeta”.
Tapi tahu nggak?
Quarter-life crisis bukan pertanda kamu gagal. Itu tanda kamu lagi proses nyari arah.
Menurut survei LinkedIn (2021), 75% Gen Z dan milenial mengalami krisis eksistensi di usia 20-an, dan itu bukan hal yang aneh. Justru itu fase penting untuk kenal diri lebih dalam.
Jadi kalau kamu lagi ngerasa hidupmu belum jelas, itu bukan berarti kamu tersesat. Kamu lagi eksplorasi.
Dan nggak semua orang nemuin tujuan hidup di dunia dalam usia muda.
Ada yang butuh waktu lebih lama. Ada yang nemu lewat jalan yang nggak direncanakan.
Dan semua itu… valid.
Tujuan Hidup Itu Personal, Bukan Perlombaan
Kita sering ngerasa harus tahu semuanya sekarang.
“Harus sukses umur 25.”
“Harus punya bisnis sendiri.”
“Harus tau tujuan hidup di dunia sejak remaja.”
Padahal… siapa yang bikin aturan itu?
Setiap orang punya waktu tumbuh yang beda-beda.
Ada yang cepat, ada yang lambat. Ada yang jalannya lurus, ada juga yang muter dulu lewat krikil, tikungan, dan hujan deras.
Tujuan hidup itu nggak harus spektakuler, dan nggak harus sama.
Ada yang pengen bantu keluarga hidup lebih layak.
Ada yang pengen jadi orang baik buat sekelilingnya.
Ada yang pengen ngerti dirinya sendiri dulu.
Dan itu semua sah, valid, dan bermakna.
“We all bloom in different seasons.”
Jadi jangan bandingin bab 3 hidupmu sama bab 20 orang lain.
Karena kadang, ngebandingin malah bikin kita kehilangan makna dari perjalanan kita sendiri.
Gimana Cara Mulai Menemukan Tujuan Hidup di Dunia?
Tujuan hidup itu bukan benda yang bisa kamu temuin di pinggir jalan.
Bukan juga sesuatu yang langsung muncul waktu kamu lulus kuliah.
Tapi bisa kamu rakit, ciptain, dan asah—sedikit demi sedikit.
Ini beberapa langkah kecil yang bisa kamu mulai hari ini:
1. Tulis Hal-Hal yang Bikin Hidupmu Terasa Bermakna
Bisa hal kecil banget: ngobrol sama temen, ngebantu orang asing, nulis di jurnal, dengerin musik.
Di situ biasanya ada petunjuk kecil tentang value kamu.
2. Perhatiin Momen yang Bikin Kamu Lupa Waktu
Apa yang kamu lakuin pas lagi semangat banget sampai lupa jam?
Itu biasanya nyambung sama passion atau potensi yang bisa kamu gali lebih dalam.
3. Tanya: Masalah Apa yang Bikin Kamu Pengen Ikut Bantu?
Tujuan hidup di dunia kadang lahir dari keresahan.
Contoh: kamu peduli soal mental health, lingkungan, pendidikan…
Mungkin itu bisa jadi arah kontribusi kamu.
4. Jangan Takut Gagal, Karena Proses = Petunjuk
Gagal itu bukan akhir. Kadang justru jadi pintu yang ngarahin kamu ke arah lain yang lebih tepat.
Jadi jalanin aja, dan jangan ngerasa harus “udah nemu semuanya” sekarang juga.
Mini Tes Refleksi: Kamu Lagi Di Mana?
Kadang kita terlalu sibuk ngejar “harus jadi apa” sampai lupa nanya:
“Aku sebenarnya lagi di mana sih sekarang?”
Coba ambil jeda sebentar. Jawab tiga pertanyaan ini di kepala (atau tulis di notes):
- Kapan terakhir kali kamu ngerasa hidupmu berarti, walau cuma sebentar?
- Hal apa yang bikin kamu semangat bangun dari kasur pagi-pagi?
- Kalau nggak ada tekanan dari siapa pun, kamu pengen jalanin hidup kayak gimana?
Kalau kamu belum bisa jawab semua, itu bukan tanda kamu gagal.
Itu artinya kamu lagi proses mengenali arah. Dan itu udah langkah besar.
Karena kadang, tujuan hidup di dunia nggak langsung ketemu—tapi dibentuk dari pertanyaan-pertanyaan kecil kayak gini.
Penutup – Kamu Gak Telat, Kamu Lagi Proses
Kamu nggak harus ngerti semuanya sekarang.
Kamu nggak telat, meski hidupmu belum terlihat “terarah”.
Yang penting bukan langsung tahu ke mana harus pergi,
tapi punya keberanian buat terus jalan,
sambil pelan-pelan ngerakit makna hidupmu sendiri.
Lanjut Refleksi?
Kalau kamu pengen ngobrol lebih dalam tentang diri, arah hidup, dan nilai hidup, kamu bisa lanjut baca artikel-artikel reflektif di Farhangga.com 🌿